Mukjizat Alloh, Bapak mertuaku bisa pulih dari saraf kejepit di usia 75 tahun

Sekitar dua tahun yang lalu Bapak mertua saya terjatuh saat mengecat tembok rumah. Tidak tinggi memang, hanya sekitar 1 meter lebih sedikit. Namun ternyata kejadian itu membawa akibat fatal bagi beliau. Sempat kami kira beliau mengalami patah tulang di bagian belakangnya. Rumah sakit semula pun langsung merujuk ke Rumah Sakit yang lebih besar di Yogyakarta, yaitu RS Bethesda.

Bapak mertua saya ini memang karakternya tidak bisa diam dan berpangku tangan. Selalu ada saja hal di rumah yang di kerjakannya terutama membersihkan rumah dan halaman. Bahkan halaman rumah tetangga pun kadang di kerjakannya. "Tidak ada hal yang lebih menyedapkan pandangan daripada melihat semua hal rapi dan bersih" menurut beliau. Namun kali ini rupanya nasib baik sedang tak berpihak. Sebetulnya sebelum kejadian ini, beliau sudah di beri warning oleh kakakku agar jangan beraktivitas yang berkaitan dengan memanjat. Namun tidak di indahkannya.

Saat tiba di RS Bethesda tersebut, setelah melalui proses pemeriksaan lengkap ternyata tidak di dapati tulang yang patah, namun diagnosa nya tak kalah menakutkannya yaitu saraf kejepit di sekitaran tulang belakang. Kami mencoba mereka ulang kejadian bapak saat terjatuh. Memang meskipun tidak terlalu tinggi, namun saat itu posisi bapak jatuh langsung di bagian belakang tubuhnya. Dan reaksinya saat itu, merasakan sakit, nyeri yang luar biasa ketika kami angkat.

Di RS Bethesda, dokter memberi opsi untuk dilakukan operasi. Namun dokterpun juga tidak bisa menjamin keberhasilan dari operasi ini karena juga ada faktor usia yang sangat mempengaruhi kondisi. Resiko paling buruknya operasi maupun tidak operasi adalah lumpuh. Lantas kami berfikir, sudah biaya mahal namun di awalpun dokter tidak bisa meyakinkan keberhasilan operasi ini. Lantas untuk apa operasi ini. Kami lantas aktif mencari info, baik di internet maupun informasi dari kerabat dekat. Akhirnya kami mendapati  info suatu kasus yang mirip dengan kasus Bapak mertua saya yakni tetangga desa juga ada yang punya kasus sama dengan Bapak mertua saya, terjatuh dari ketinggian kemudian di lakukan operasi. Lantas apa yang terjadi pasca operasi? Pasien itu tetap lumpuh sampai sekarang.

Akhirnya kami sekeluarga sepakat untuk tidak di lakukan tindakan operasi. Bapak di rawat di RS Bethesda selama 10 hari. Selama waktu tersebut, perkembangan Bapak lumayan bagus, namun masih sangat merasa kesakitan dan sama sekali tidak bisa bergerak. Beruntung Bapak mertua saya satu ini memang karakternya sangat penyabar. Beliau mengangap ini hanya ujian kecil dari Allah, rasa sakit saat ini akan sedikit menggugurkan dosa kita" Beliau berkata.  Masya Allah. 

Bapak mertua saya satu ini memang TOP BGT dalam hal beribadah. Saya kadang malu juga melihat beliau yang sudah sepuh, tak pernah absen ke masjid untuk shalat berjamaah 5 waktu. Sedangkan saya yang muda dan sehat ini kadang masih kalah dengan rasa malas, terutama di waktu subuh. Satu-satunya yang sering beliau keluhkan dari sakit saat ini, ialah tidak bisa ke masjid. Sungguh luar biasa.

Selepas pulang dari RS, Bapak di rawat di rumah dan terpaksa nya menggunakan kursi roda. Kontrol rutin, terapi, dan keinginan untuk sehat lagi begitu kuat tertanam dalam diri Bapak. Pengobatan medis dan terapi semuanya di coba. Hingga akhirnya saat ini di luar perkiraan banyak orang, Bapak sukses mematahkan prediksi orang-orang tersebut bahwa beliau akan lumpuh. Saat ini Bapak sudah bisa berjalan meskipun menggunakan tongkat sebagai alat bantu. Saat ini Bapak sudah bisa kembali berjamaah 5 waktu di masjid yang berjarak 200 meter dengan berjalan sendiri tanpa bantuan orang lain, meskipun posisi shalatnya tetap duduk menggunakan kursi. 

Itulah pengalaman Bapak mertua yang pernah terserang saraf kejepit karena terjatuh. Saya tidak akan menyarankan hal yang berkaitan dengan pengobatan dan penanganannya karena saya tidak berkompeten dalam hal itu. Dan juga kondisi setiap orang pun berbeda-beda berkaitan dengan pengobatan maupun tindakan medis lainnya. Namun saya hanya menyarankan untuk tetap optimis dan yakin terutama dari sisi pasien sendiri. Karena dalam kasus Bapak mertua saya kuncinya hanya berdoa dan berikhtiar, seterusnya pasrahkan kepada yang memberi sakit. Semoga bermanfaat. 

No comments

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.

Powered by Blogger.