Jalanan jogja yang kian macet

Beberapa waktu lalu saya membaca headline di sebuah surat kabar paling legendaris di Jogja yang menulis "Jogja kota termacet ke 4 di Indonesia". Membaca berita itu, saya kira memang benar adanya. Saya yang warga asli Jogja meskipun Jogja pinggiran sudah akrab dengan kemacetan kota Jogja. Terlebih beberapa waktu yang lalu, saya juga sempat menekuni profesi sebagai driver online. 

Saya sebagai pengemudi driver online, di tengah padatnya lalu lintas itu malah sering menjadi bahan pembahasan dengan penumpang saya perihal kota Jogja yang sangat berubah drastis 3 tahun belakangan ini. Sebagian besar penumpang saya ternyata mempunyai pemikiran yang tidak jauh berbeda dengan saya.

Kota Jogja memang mempunyai magnet tersendiri bagi para wisatawan. Daya tarik wisata maupun suasana kota nya seakan membuat orang yang datang ke Jogja terkesan dan pasti akan membuat mereka datang kembali. Belum lagi predikat kota pelajar. Tempat dimana orang dari penjuru negeri menuntut ilmu di kota ini. Bahkan tidak sedikit mereka bertemu jodohnya saat sama-sama belajar sehingga mereka yang tidak lagi tinggal di Jogja pasti akan kembali datang hanya untuk sekedar bernostalgia.

Dengan kemajuan industri pariwisatanya, pembangunan kota pun seakan mengikuti. Dua hal yang tidak bisa di pisahkan. Pembangunan hotel yang seakan hampir bermunculan hotel-hotel baru terus menerus. Pembangunan Mall yang semakin banyak. Sehingga kalau dahulu titik kepadatan lalu lintas hanya terpusat di sepanjang Malioboro, sekarang sudah terpecah ke mall-mall yang baru. Padahal kota Jogja sendiri luas nya termasuk sangat kecil.

Efek dari itu semua, kemudian mulai muncul juga kantor-kantor ataupun perusahaan yang berdiri di Jogja. Terutama perusahaan di bidang IT ataupun start up. Saat ini banyak sekali dari mereka membuka kantor baru di Jogja. 

Hal-hal semacam itu tentu harus menjadi perhatian serius pemerintah. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana kota ini 5-10 tahun ke depan. Saat saya masih kuliah di sini dulu, sekitar 8 tahun lalu mau kemana saja serasa cepat. Saya dari wirobrajan menuju ke seturan  jam berapapun hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit. Saat ini 30 menitpun saya tidak yakin akan sampai. Upaya pemerintah untuk memindahkan bandara ke Kulonprogo memang bagus, karena Bandara Adi sucipto dan sepanjang Jl solo saat ini termasuk salah satu pusat kemacetan. Namun perlu di pikirkan juga bagaimana di semua penjuru Jogja supaya masyarakat maupun para wisatawan nyaman selama berada di Jogja.

Saya sempat berseloroh bahwa mau di bagaimanapun juga Jogja tetap susah untuk tidak macet lagi selama tidak ada pembatasan kendaraan bermotor. Hal ini pun umum berlaku di kota besar lainnya. Namun dengan kesadaran masyarakat untuk berperilaku tertib juga kebijakan pemerintah yang berpihak ke rakyat banyak, tidak menutup kemungkinan hal-hal yang menjadi masalah bersama dapat teratasi, dan mengembalikan lagi jargon Jogja berhati nyaman. Bukan Jogja berhenti nyaman.




No comments

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.

Powered by Blogger.